Selasa, 06 April 2010

makalah kmb





BAB II

TINJAUAN TEORITIS

(ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM INDERA)

A. Indera Penglihat (Mata)
Definisi

Mata adalah system optic yang memfokuskan berkas cahaya pada fotoreseptor,yang mengubah energi cahaya menjadi impuls saraf.
Struktur aksesori mata

· Orbita adalah lekukan tulang yang berisi bola mata.

· Tiga pasang otot mata(dua pasang otot rektus dan satu pasang otot oblik) memungkinkan mata untuk bergerak bebas ke arah vertikal,horizontal,dan menyilang

· Alis mata melindungi mata dari keringat;kelopak mata (palpabrae)atas dan bawah melindungi mata dari kekeringatan dan dubu.

· Fisura palpebral atau ruang antara kelompok mata atas dan bawah

· Kantus medial terbentuk dari sambungan (junction) medial kelopak mata atas dan bawah kantus lateral terbentuk dari sambungan lateral kelopak mata atas dan bawah.

· Karuntel adalah elevasi kecil pada sambungan medial. Bagian ini berisi kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.

· Kunjungtiva adalah lapisan pelindung tipis epithelium yang melapisi setiap kelopak(konjungiva palpebral) dan terlipat kembali diatas permukaan anterior bola mata(bulbar atau ukular, konjungtiva)

· Lempeng tarsal pada setiap kelopak mata adalah bubungan jaringan ikat yang rapat.

· Apparatus lakrimal penting untuk produksi dan pengaliran air mata.

Struktur mata

1. Lapisan terluar yang keras pada bola mata adalah tunika fibrosa. Bagian posterior tunika fibrosa adalah sclera opaque yang berisi jaringan ikat fibrosa pitih.

· Sklera (selaput putih)Sklera disebut juga selaput keras atau selaput jaringan ikat yang kuat dengan lapisan berwarna putih dan tidak tembus cahaya berfungsi untuk melindungi bagian-bagian dalam bola mata dan untuk mempertahankan kekakuan bola mata. Mata bagian dalam.

· Kornea, adalah perpanjangan anterior yang transparan pada sclera dibagian depan mata. Bagian ini menstranmisi cahaya dan memfokuskan berkas cahaya.

2. lapisan tengah bola mata disebut tunika vascular (uvea),dan tersusun dari koroid,badan siliaris dan iris.

· lapisan koroid adalah bagian yang sangat berpigmentasi untuk mencegah refleksi internal berkas cahaya. Bagian ini juga sangat tervaskularisasi untuk memberikan nutrisi pada mata, dan elastic sehingga dapat menarik ligament suspensori.

· Badan siliaris, suatu penebalan di bagian anterior lapisan koroid, mengandung pembuluh darah dan otot siliaris. Otot ini penting dalam akomodasi penglihatan, atau kemampuan untuk mengubah focus dari objek berjarak jauh ke objek berjarak dekat didepan mata.

· Iris, perpanjangan sisi anterior koroid, merupakan bagian mata yang berwarna bening. Bagian ini terdiri dari jaringa ikat dan otot radialis serta sirkularis, yang berfungsi untuk mengendalikan diameter pupil.

· Pupil, adalah ruang terbuka yang bulat pada iris yang harus dilalui cahaya untuk dapat masuk ke anterior mata

3. Lensa, adalah struktur bikonveks yang bening tepat dibelakang pupil. Elastisitasnya sangat tinggi, suatu sifat yang akan menurun seiring proses penuaan. Lensa mata berfungsi untuk membiaskan cahaya yang masuk dan memfokuskan cahaya pada retina. Lensa berada tepat di belakang iris dan tergantung pada ligamen suspensori. Bentuk lensa dapat berubah-ubah, diatur oleh otot siliaris. Ruang yang terletak diantara lensa mata dan retina disebut ruang viterus, berisi cairan yang lebih kental (humor viterus), yang bersama dengan humor akueus berperan dalam memelihara bentuk bola mata.

4. Rongga mata, lensa memisah anterior mata menjadi dua rongga, rongga anterior dan rongga posterior.

5. Retina, lapisan terdalam mata adalah lapisan yang tipis dan transparan. Lapisan ini terdiri dari lapisan terpigmentasi luar, dan lapisan jaringan saraf dalam.






Karakteristik optic mata

1. Refraksi adalah defleksi , atau pembelokan berkas sinar saat melewati salah satu medium menuju medium lain yang memiliki densitas optic berbeda. Semakin konveks suatu permukaan, maka akan semakin refraktif dayanya,

2. Akomodasi adalah proses penyesuaian otomatis pada lensa untuk mempokuskan objek secara jelas pada jarak yang beragam.

Fisiologi penglihatan

Sinar masuk kedalam mata pertama – tama melewati neuron- neuron pada permukaan retina kemudian merangsang sel- sel yang sensitive terhadap cahaya ( sel batang dan sel kerucut). Impuls dari sel batang dan kerucut di transmisikan pertama ke sel-sel bipolar dan kemudian ke sel-sel ganglion yang aksonnya melewati retina dan meninggalkan mata pada diskus optikus senagai saraf oftikus

Ø Otot Mata.

Ada enam otot mata yang berfungsi memegang sklera. Empat di antaranya disebut otot rektus (rektus inferior, rektus superior, rektus eksternal, dan rektus internal). Otot rektus berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas, dan ke bawah. Dua lainnya adalah otot obliq atas (superior) dan otot obliq bawah (inferior).

B. Indera Pendengaran (Telinga) dan Ekuilibrium(keseimbangan)

Definisi

Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbanga Anatominya juga sangat rumit.

Struktur telinga

· Anatomi Telinga Luar



Telinga luar, yang terdiri dari aurikula (atau pinna) dan kanalis auditorius eksternus, dipisahkan dari telinga tengan oleh struktur seperti cakram yang dinamakan membrana timpani (gendang telinga). Telinga terletak pada kedua sisi kepala kurang lebih setinggi mata. Aurikulus melekat ke sisi kepala oleh kulit dan tersusun terutama oleh kartilago, kecuali lemak dan jaringan bawah kulit pada lobus telinga. Aurikulus membantu pengumpulan gelombang suara dan perjalanannya sepanjang kanalis auditorius eksternus.

Tepat di depan meatus auditorius eksternus adalah sendi temporal mandibular. Kaput mandibula dapat dirasakan dengan meletakkan ujung jari di meatus auditorius eksternus ketika membuka dan menutup mulut. Kanalis auditorius eksternus panjangnya sekitar 2,5 sentimeter. Sepertiga lateral mempunyai kerangka kartilago dan fibrosa padat di mana kulit terlekat. Dua pertiga medial tersusun atas tulang yang dilapisi kulit tipis. Kanalis auditorius eksternus berakhir pada membrana timpani. Kulit dalam kanal mengandung kelenjar khusus, glandula seruminosa, yang mensekresi substansi seperti lilin yang disebut serumen. Mekanisme pembersihan diri telinga mendorong sel kulit tua dan serumen ke bagian luar tetinga. Serumen nampaknya mempunyai sifat antibakteri dan memberikan perlindunganbagikulit.

· Anatomi Telinga Tengah

Telinga tengah tersusun atas membran timpani (gendang telinga) di sebelah lateral dan kapsul otik di sebelah medial celah telinga tengah terletak di antara kedua Membrana timpani terletak pada akhiran kanalis aurius eksternus dan menandai batas lateral telinga, Membran ini sekitar 1 cm dan selaput tipis normalnya berwarna kelabu mutiara dan translulen.Telinga tengah merupakan rongga berisi udara merupakan rumah bagi osikuli (tulang telinga tengah) dihubungkan dengan tuba eustachii ke nasofaring berhubungan dengan beberapa sel berisi udara di bagian mastoid tulang temporal.

Telinga tengah mengandung tulang terkecil (osikuli) yaitu malleus, inkus stapes. Osikuli dipertahankan pada tempatnya oleh sendian, otot, dan ligamen, yang membantu hantaran suara. Ada dua jendela kecil (jendela oval dan dinding medial telinga tengah, yang memisahkan telinga tengah dengan telinga dalam. Bagian dataran kaki menjejak pada jendela oval, di mana suara dihantar telinga tengah. Jendela bulat memberikan jalan ke getaran suara. Jendela bulat ditutupi oleh membrana sangat tipis, dan dataran kaki stapes ditahan oleh yang agak tipis, atau struktur berbentuk cincin. anulus jendela bulat maupun jendela oval mudah mengalami robekan. Bila ini terjadi, cairan dari dalam dapat mengalami kebocoran ke telinga tengah kondisi ini dinamakan fistula perilimfe.

Tuba eustachii yang lebarnya sekitar 1mm panjangnya sekitar 35 mm, menghubngkan telingah ke nasofaring. Normalnya, tuba eustachii tertutup, namun dapat terbuka akibat kontraksi otot palatum ketika melakukan manuver Valsalva atau menguap atau menelan. Tuba berfungsi sebagai drainase untuk sekresi dan menyeimbangkan tekanan dalam telinga tengah dengan tekanan atmosfer.

· Anatomi Telinga Dalam




Telinga dalam tertanam jauh di dalam bagian tulang temporal. Organ untuk pendengaran (koklea) dan keseimbangan (kanalis semisirkularis), begitu juga kranial VII (nervus fasialis) dan VIII (nervus koklea vestibularis) semuanya merupakan bagian dari komplek anatomi. Koklea dan kanalis semisirkularis bersama menyusun tulang labirint. Ketiga kanalis semisi posterior, superior dan lateral erletak membentuk sudut 90 derajat satu sama lain dan mengandung organ yang berhubungan dengan keseimbangan. Organ ahir reseptor ini distimulasi oleh perubahan kecepatan dan arah gerakan seseorang.

Koklea berbentuk seperti rumah siput dengan panjang sekitar 3,5 cm dengan dua setengah lingkaran spiral dan mengandung organ akhir untuk pendengaran, dinamakan organ Corti. Di dalam lulang labirin, namun tidak sem-purna mengisinya,Labirin membranosa terendam dalam cairan yang dinamakan perilimfe, yang berhubungan langsung dengan cairan serebrospinal dalam otak melalui aquaduktus koklearis. Labirin membranosa tersusun atas utrikulus, akulus, dan kanalis semisirkularis, duktus koklearis, dan organan Corti. Labirin membranosa memegang cairan yang dina¬makan endolimfe.

Terdapat keseimbangan yang sangat tepat antara perilimfe dan endolimfe dalam telinga dalam; banyak kelainan telinga dalam terjadi bila keseimbangan ini terganggu. Percepatan angular menyebabkan gerakan dalam cairan telinga dalam di dalam kanalis dan merang-sang sel-sel rambut labirin membranosa. Akibatnya terja¬di aktivitas elektris yang berjalan sepanjang cabang vesti-bular nervus kranialis VIII ke otak. Perubahan posisi kepala dan percepatan linear merangsang sel-sel rambut utrikulus. Ini juga mengakibatkan aktivitas elektris yang akan dihantarkan ke otak oleh nervus kranialis VIII. Di dalam kanalis auditorius internus, nervus koklearis (akus-dk), yang muncul dari koklea, bergabung dengan nervus vestibularis, yang muncul dari kanalis semisirkularis, utrikulus, dan sakulus, menjadi nervus koklearis (nervus kranialis VIII). Yang bergabung dengan nervus ini di dalam kanalis auditorius internus adalah nervus fasialis (nervus kranialis VII). Kanalis auditorius internus mem-bawa nervus tersebut dan asupan darah ke batang otak

Proses pendengaran

Gelombang bunyi yang masuk ke dalam telinga luar menggetarkan gendang telinga. Getaran ini akan diteruskan oleh ketiga tulang dengar ke jendela oval. Getaran Struktur koklea pada jendela oval diteruskan ke cairan limfa yang ada di dalam saluran vestibulum. Getaran cairan tadi akan menggerakkan membran Reissmer dan menggetarkan cairan limfa dalam saluran tengah. Perpindahan getaran cairan limfa di dalam saluran tengah menggerakkan membran basher yang dengan sendirinya akan menggetarkan cairan dalam saluran timpani. Perpindahan ini menyebabkan melebarnya membran pada jendela bundar. Getaran dengan frekuensi tertentu akan menggetarkan selaput-selaput basiler, yang akan menggerakkan sel-sel rambut ke atas dan ke bawah. Ketika rambut-rambut sel menyentuh membran tektorial, terjadilah rangsangan (impuls). Getaran membran tektorial dan membran basiler akan menekan sel sensori pada organ Korti dan kemudian menghasilkan impuls yang akan dikirim ke pusat pendengar di dalam otak melalui saraf pendengaran.

Ekuilibrium (keseimbangan)

· Struktur keseimbangan

Bagian dari alat vestibulum atau alat keseimbangan berupa tiga saluran setengah lingkaran yang dilengkapi dengan organ ampula (kristal) dan organ keseimbangan yang ada di dalam utrikulus clan sakulus. Ujung dari setup saluran setengah lingkaran membesar dan disebut ampula yang berisi reseptor, sedangkan pangkalnya berhubungan dengan utrikulus yang menuju ke sakulus. Utrikulus maupun sakulus berisi reseptor keseimbangan. Alat keseimbangan yang ada di dalam ampula terdiri dari kelompok sel saraf sensori yang mempunyai rambut dalam tudung gelatin yang berbentuk kubah. Alat ini disebut kupula. Saluran semisirkular (saluran setengah lingkaran) peka terhadap gerakan kepala. Alat keseimbangan di dalam utrikulus dan sakulus terdiri dari sekelompok sel saraf yang ujungnya berupa rambut bebas yang melekat pada otolith, yaitu butiran natrium karbonat. Posisi kepala mengakibatkan desakan otolith pada rambut yang menimbulkan impuls yang akan dikirim ke otak.





Gbr. Alat-alat keseimbangan pada telinga

· Proses Ekuilibrium

Nervus yang terbesar dalam kanalis semi sirkularis menghantarkan impuls-impuls menuju otak. Impuls-impuls ini dibangkitkan dalam kanal-kanal tadi, karena ada perubahan kedudukan cairan dalam kanal atau saluran-saluran itu. Hal ini mempunyai hubungan erat dengan kesadaran kedudukan kepala terhadap badan. Apabila seseorang didorong ke salah satu sisi maka kepalanya cenderung miring kea rah lain (berlawanan dengan arah badan yang disorong) guna mempertahankan keseimbangan, berat badan diatur, posisi badan dipertahankan sehingga jatuhnya badan dapat dipertahankan. Perubahan kedudukan cairan dalam saluran semi sirkuler inilah yang merangsang impuls, respon badan berupa gerak reflek, guna memindahkan berat badan serta mempertahankan keseimbangan.

Kehilangan pendengaran

· Kehilangan konduktif

Biasanya terjadi akibat kelainan telinga luar, seperti infeksi serumen, atau kelainan telinga tengah, seperti otitis media atau otosklerosis. Pada keadaan seperti itu, hantaran suara efisien suara melalui udara ke telinga dalam terputus.

· kehilangan sensoris

Melibatkan kerusakan koklea atau saraf vestibulokoklear. Selain kehilangan konduktsi dan sensori neural, dapat juga terjadi kehilangan pendengaran campuran begitu juga kehilangan pendengaran fungsional. Pasien dengan kehilangan suara campuran mengalami kehilangan baik konduktif maupun sensori neural akibat disfungsi konduksi udara maupun konduksi tulang. Kehilangan suara fung¬sional (atau psikogenik) bersifat inorganik dan tidak berhubungan dengan perubahan struktural mekanisme pendengaran yang dapat dideteksi biasanya sebagai manifestasi gangguan emosional.

C. Indera Pencium (Hidung)

ANATOMI HIDUNG

· Hidung Luar

Hidung luar berbentuk piramid dengan bagian – bagiannya dari atas ke bawah :

1. Pangkal hidung (bridge)

2. Dorsum nasi

3. Puncak hidung

4. Alas nasi

5. Kolumela

6. Lubang hidung (nares anterio

· Hidung luar

Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang dan tulang rawan yang dilapisi kulit, jaringan ikat dan beberapa otot kecil yaitu M. Nasalis pars transversa dan M. Nasalis pars allaris. Kerja otot – otot tersebut menyebabkan nares dapat melebar dan menyempit. Batas atas nasi eksternus melekat pada os frontal sebagai radiks (akar), antara radiks sampai apeks (puncak) disebut dorsum nasi. Lubang yang terdapat pada bagian inferior disebut nares, yang dibatasi oleh :

- Superior : os frontal, os nasal, os maksila

- Inferior : kartilago septi nasi, kartilago nasi lateralis, kartilago alaris mayor dan kartilago alaris minor Dengan adanya kartilago tersebut maka nasi eksternus bagian inferior menjadi fleksibel.

Peredaran darah

1. A. Nasalis anterior (cabang A. Etmoidalis yang merupakan cabang dari A. Oftalmika, cabang dari a. Karotis interna).

2. A. Nasalis posterior (cabang A.Sfenopalatinum, cabang dari A. Maksilaris interna, cabang dari A. Karotis interna)

3. A. Angularis (cabang dari A. Fasialis)

Persarafan

1. Cabang dari N. Oftalmikus (N. Supratroklearis, N. Infratroklearis)

2. Cabang dari N. Maksilaris (ramus eksternus N. Etmoidalis anterior)

Mukosa Hidung

Rongga hidung dilapisi oleh mukosa yang secara histologik dan fungsional dibagi atas mukosa pernafasan dan mukosa penghidu. Mukosa pernafasan terdapat pada sebagian besar rongga hidung dan permukaannya dilapisi oleh epitel torak berlapis semu yang mempunyai silia dan diantaranya terdapat sel – sel goblet. Pada bagian yang lebih terkena aliran udara mukosanya lebih tebal dan kadang – kadang terjadi metaplasia menjadi sel epital skuamosa. Dalam keadaan normal mukosa berwarna merah muda dan selalu basah karena diliputi oleh palut lendir (mucous blanket) pada permukaannya. Palut lendir ini dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel goblet.

Silia yang terdapat pada permukaan epitel mempunyai fungsi yang penting. Dengan gerakan silia yang teratur, palut lendir di dalam kavum nasi akan didorong ke arah nasofaring. Dengan demikian mukosa mempunyai daya untuk membersihkan dirinya sendiri dan juga untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam rongga hidung. Gangguan pada fungsi silia akan menyebabkan banyak sekret terkumpul dan menimbulkan keluhan hidung tersumbat. Gangguan gerakan silia dapat disebabkan oleh pengeringan udara yang berlebihan, radang, sekret kental dan obat – obatan.

Mukosa penghidu terdapat pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Mukosa dilapisi oleh epitel torak berlapis semu dan tidak bersilia (pseudostratified columnar non ciliated epithelium). Epitelnya dibentuk oleh tiga macam sel, yaitu sel penunjang, sel basal dan sel reseptor penghidu. Daerah mukosa penghidu berwarna coklat kekuningan.

Fisiologi hidung

· Sebagai jalan nafas. Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah, sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari nasofaring.

· Pengatur kondisi udara (air conditioning)

· Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara :

· Mengatur kelembaban udara. Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.

· Mengatur suhu. Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawah epitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat berlangsung secara optimal. Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung kurang lebih 37o C.

· Sebagai penyaring dan pelindung

· Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan dilakukan oleh :

· Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi

· Silia

· Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan partikel – partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia. Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.

· Indra penghirup. Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan kuat.

· Resonansi suara. Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.

· Proses bicara. Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana rongga mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.

· Refleks nasal. Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna, kardiovaskuler dan pernafasan. Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan pankreas.

D. Indera pengecap (lidah)

Struktur kuncup pengecap

1. Reseptor untuk pengecapan adalah kuncup pengecap, suatu kemo reseftor yang terletak terutama dilidah, tetapi juga terdapat pada palatum lunak dan epiglottis.

2. Luncup pengecap terdapat dalam tonjolan mukosa lidah yang disebut papilla.

3. Masing- masing kuncup pengecap merupakan sekumpulan sel penunjang dan sel sensorik yang memiliki rambut dan menonjol membentuk pori- pori pengecap sentral, serta dibasahi dengan saliva.

Fungsi kuncup pengecap

1. Substansi yang dirasakan harus berbentuk cairan atau larit dalam saliva.

2. Kuncup pengecap bekerja sama dengan reseftor pada rambut pengecap. Hal tersebut akan menstimulasi dendrite sensorik yang berpilin disekitar sel- sel sensorik dan mengakibatkan impuls saraf, yang kemudian di transmisi di sepanjang saraf fasial (CN VII) dan saraf glosofaringeal (CN IX) melalui jalur pengecap menuju insula korteks sereberal.

Sensasi rasa

1. Kuncup pengecap yang sensitive terhadap rasa manis terletak di ujung lidah.

2. Sunstansi asam dirasakan terutama dibagian samping lidah

3. Subnstansi asin padat dirasakan pada hampir seluruh area lidah, tetapi reseptornya terkumpul di bagian samping lidah.

4. Substansi pahit akan menstimulasi kuncup pengecap dibagian belakang lidah.







Gbr struktur lidah dan pembagian rasanya

E. Indera Peraba (kulit)

Definisi

Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit merupakan organ terbesar tubuh. Beratnya kurang lebih 4.5 kg dan menutupi area seluas 18 kaki persegi (1.67 m) pada laki-laki dengan berat badan 75 kg.

Susunan kulit

Kulit terdiri dari tiga lapisan, yaitu :

1. Lapisan epidermis

lapisan epidermis adalah bagian terluar kulit. Bagian ini tersusun terdiri dari jaringan epitel skuamosa bertingkat yang mengalami keratinisasi, jaringan ini tidak memiliki pembuluh darah, dan sel-selnya sangat rapat. Bagian epidermis yang paling tebal ditemukan pada telapak tangan dan kaki yang mengalami stratifikasi/stratum menjadi lima yaitu :

a. Stratum basalis (germinativum)

Merupakan lapisan tunggal sel-sel yang melekat pada jaringan ikat dan lapisan kulit dibawahnya, dermis. Pembelahan sel yang cepat berlangsung pada lapisan ini, dan sel baru didorong masuk ke lapisan berikutnya.

b. Stratum spinosum

Lapisan sel spina atau tanduk, disebut demikian karena sel-sel tersebut disatukan oleh tonjolan yang menyerupai spina. Spina adalah bagian penghubung intraseluler yang disebut desmosom.

c. Stratum granulosum

Terdiri dari tiga atau lima lapisan atau barisan sel dengan granula-granula keratohialin yang merupakan precursor pembentukan keratin. Keratin adalah protein keras dan resilien, anti air serta melindungi permukaan kulit yang terbuka.

d. Stratum lusidum

Lapisan jernih yang tembus cahaya dari sel-sel gepeng tidak bernukleus yang mati atau hampir mati dengan kekebalan empat sampai tujuh lapisan sel.

e. Stratum korneum

Lapisan epidermis teratas, terdiri dari 25-30 lapis sisik tidak hidup yang sangat terkeratinisasi dan semakin gepeng saat mendekati permukaan kulit. (epidermis tipis yang melapsi seluruh tubuh, kecuali pada telapak tangan dan telapak kaki, tersusun hanya dari lapisan basalis dan korneum).

2. Lapisan dermis

merupaka lapisan yang dipisahkan dari lapisan epidermis dengan adanya membrane dasar, atau lamina. Membrane ini tersusun dari dua lapisan jaringan ikat.

a. Lapisan papilar

Jaringan ikat areolar renggang dengan fibroblast, sel mast, dan makrofag. Lapisan ini mengandung banyak pembuluh darah, yang member nutrisi pada epidermis diatasnya.

b. Lapisan reticular

Terletak lebih dalam dari lapisan papilar. Lapisan ini tersusun dari jaringan ikat ireguler yang rapat, kolagen dan serat elastic. Sejalan dengan penambahan usia, deteriorasi normal pada simpul kolagen dan serat elastic mengakibatkan pengeriputan kulit.

3. Lapisan hypodermis/subkutan

Mengikat kulit secara longgar dengan organ-organ yang terdapat dibawahnya. Lapisan ini mengandung jumlah sel lemak yang beragam. Bergantung pada area tubuh dan nutrisi tubuh individu, serta berisi bnyak pembuluh darah dan serabut saraf.





Gbr susunan kulit

Organ aksesoris kulit

· Kuku, kuku jari tangan dan kuku jari kaki adalah lempeng pelindung yang berasal dari perpanjangan epidermis ke dalasm dermis. Merupakan lempeng keratin keras berlekuk yang terletak diatas dasar kuku yang nutrisinya disuplai dari pembuluh darah.

· Rambut, atau pili ada pada hampir seluruh bagian tubuh, tetapi sebagian besar berupa rambut vellus dan rambut terminal.

· Kelenjar kulit, terbagi dua yaitu kelenjar keringat dan kelenjar sebasea. Kelenjar keringat berdasarkan struktur terbagi menjadi kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin merupakan kelenjar yang tidak berhubungan dengan folikel rambut, terdapat paling banyak di telapak tangan dan telapak kaki. Kelenjar apokrin merupakan kelenjar yang berproduksi pada masa pubertas biasanya terdapat di axial, mons pubis,dll.

Fungsi kulit

1. Sebagai alat ekskresi

2. Sebagai proteksi diri terhadap benda asing

3. Sebagai alat thermuregulator

4. Mensintesis vit. D dengan bantuan sinar UV

5. Alat sensasi rasa

6. Membentuk warna kulit/menghasilkan pigmen warna kulit.

Sensasi indera peraba kulit

Sensasi kulit terdiri dari rasa, raba, tekanan, panas, dingin, rasa sakit. Reseptor –reseptor tersebar luas pada lapisan epitel dan jaringan ikat tubuh manusia, masing-masing reseptor berbeda-beda, yang terbanyak adalah reseptor rasa sakit, kemudian sensasi raba, dingin dan panas. Reseptor yang terletak di lapisan epitel, ditemukan pada mukosa mulut dan traktus respiratorius untuk rasa raba dan rasa sakit, dan jaringan epitel gepeng berlapis-lapis pada bagian akar rambut.

Reseptor yang terletak pada jaringan ikat sangat banyak terletak pada kulit dibawah lapisan mukosa disekitar sendi, pleura, endokardium, peritoneum dan lain-lain. Rasa sentuhan yang disebabkan oleh rangsangan pada ujung saraf di dalam kulit berbeda-beda menurut ujung saraf yang dirangsang panas, dingin, sakit, semua perasaan ini berlainan.

Di dalam kulit terdapat tempat-tempat tertentu yaitu tempat perabaan sensitive terhadap dingin dan sakit. Perasaan yang disebabkan tekanan yang sangat dalam dan rasa yang memungkinkan seseorang menentukan dan menilai berat suatu benda timbul pada struktur lebih dalam misalnya pada otot dan sendi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar